Minggu, 07 Februari 2010

Identitas Diri

RIWAYAT HIDUP 

Identitas Diri  :
  • Nama Lengkap            : Yan Mahyudin Natsir Rasad
  • Nama Panggilan           : Iyan / Yayan
  • Alamat Rumah             : Jl. Kemakmuran Komp BPD No. 33 Rt.43 Samarinda KALTIM 75117
  • Telpon Rumah              : 0541-733622
  • No Fax                        : 0541-733854
  • No HP                         : 0852 5005 8789
  • E-Mail / FB / YM        : yan_mahyudin@yahoo.com 
  • Nama Ayah                 : M.Husni Rasad.SE.MM
  • Nama Ibu                    : Choiriyah.SH.Mkes
  • Nama Adek                 : Dudy Hartaka Adi Rasad dan Hendra Hermadin Rasad
  • Nama Istri                    : Puspa Indah Rindawati. ST
  • Nama Anak                 : Muhammad Gilang Alfarezel Putra Natsir Rasad
Riwayat Pendidikan  :
  • Sekolah Dasar                        : SDN. 018 Tanah Grogot , Kab Paser
  • Sekolah Menengah Pertama    : MTs PPMI ASSALAAM, Sukoharjo , Surakarta
  • Sekolah Menengah Umum      : SMU Negeri 1 Samarinda 
Pengalaman Kerja  :
  • TIME CELL                               : YOGYAKARTA , 15 Desember 2002
  • TIME WASHING                      : SAMARINDA, 24 Januari 2004
  • CIRACAS TOUR & TRAVEL   : JAKARTA, 12 Juni 2007

“HIDAYAH ITU MESTI DICARI, MESKI KADANG DIA MENGHAMPIRI”

HIDAYAH ITU MESTI DICARI, MESKI KADANG DIA MENGHAMPIRI”
Maksud dari kalimat di atas adalah, untuk mendapatkan pencerahan, seseorang mestilah mencarinya. Namun kadangkala pencerahan itu datang seketika, tanpa diundang dan tidak disangka.
Sebagai ilustrasi, saya berikan 2 contoh:
Hidayah yg mesti dicari:
Nabi Ibrahim as, sebelum menemukan siapa Tuhan yg sesungguhnya (ALLOH SWT), beliau melakukan pencarian yg tidak kenal lelah. Beliau sempat berpikir, bahwa bintang, bulan, dan matahari adalah Tuhannya, sebelum beliau mendapatkan pencerahan, bahwa hanya ALLOH SWT yg palilng pantas dan layak menjadi Tuhan dari semua yg ada di bawah langit dan bumi. seperti Nabi Ibrahim as. Merenung, berpikir (bedakan kedua hal tersebut dg melamun), kemudian bergaul dg orang2 yg memang membuat kita bisa mendapatkan hidayah tersebut.
Hidayah yg datang tiba-tiba/tidak diperkirakan sebelumnya:
Seorang penjahat kambuhan (residivis) yg telah sekian tahun menjadi momok dan biang kerok di kampungnya, tiba-tiba bertobat dan menjadi seseorang yg alim, rajin beribadah, dan menjadi orang yg berguna di masyarakatnya. Saat ditanya apa penyebab/alasannya, si residivis mengatakan bahwa hatinya mendadak ‘tersentuh’ saat mendengar adzan subuh.
Tapi, sekali lagi, jika ALLOH SWT sudah menetapkan, manusia mana yg bisa menolak?

Masih Adakah?

Setiap gelap penyeru-MU memanggil-manggil untuk melaksanakan perintah-MU
Walau terkadang parau suara ini mengajak
Memanggil tiada henti
Hingga suara penyeru-MU mengecil-mengecil kemudian menghilang
Adakah yang mendengar-MU?
“Allahu Akbar”
Masih berfungsikah?
Masih ada yang takutkah dengan tulisan dan bacaan itu?
Masih adakah yang patuh menaati-MU dengan tulisan itu?
Masih adakah yang ingin merasa dekat dengan-Mu?
Nihil…
Lihatlah wahai Tuhanku
Lihat!
Berjuta umat-Mu ketika para penyeru-MU memanggil mereka
Lihat!
Mereka tertidur pulas ketika suara-Mu memanggil
Mereka berjoget ria
Mereka bergosip
Mereka berzina
Jadi untuk apa KAU memanggil mereka?
Itu hanya membuat suara menjadi parau…
Jangan bersujud!
Jangan meminta belas kasih!
Jangan memohon!
Biar…
Biar mereka saja yang melakukannya
Biar mereka saja yang memohon ampunan pada-MU…
Agar suatu saat nanti
Semua manusia dan mahluk di Bumi ini akan selalu ingat pada-MU…

Gambaran Hidup Penghuni Pulau Sagu

setiap kali melihat pohon sagu
membayang sosok penghuni
pulau Sagu
pada batangnya yang besar dan kasar
kukenang sosok yang kekar dan tegar
menantang badai yang datang silih berganti
pada riuh-rendah daunnya diterpa angin
kudengar suara orang memanggil
bila kususuri jalan yang salah
lalu diam bersama angin yang mereda
bersama langkah kaki menapak di jalan yang benar
pada putih sarinya yang halus dan lembut
kutemukan ketulusan hati setiap insan
mewartakan kasih pada sesama
pohon sagu adalah gambaran hidup
penghuni pulau Sagu